Tuesday, 16 November 2010

Budidaya Bawang Daun

Pengalaman pada tahun 2008 di Tegal bersama petani, saat menanam tanaman bawang daun, membuat saya tergelitik untuk mencari lebih jauh bagaimana teknik budidaya yang tepat (secara umum). Meskipun memang pernah mengambil mata kuliah mengenai budidaya tanaman sayuran selama di bangku perkuliahan, namun bukan komoditas ini yang saat itu kami tangani saat praktikum di lapangan. Bahkan saat Kuliah Kerja Praktek di Tegal pun, tidak seluruh aspek dari budidaya tanaman ini yang sempat saya lihat dan pelajari.

Memenuhi kelengkapan literatur mengenai teknik budidaya bawang daun, saya menemukan artikel yang membahasnya, dan ditulis oleh dosen saya sendiri sewaktu masih kuliah. Berikut beberapa keterangan yang berhasil saya rangkum, dan terkadang, memang setiap daerah memiliki beberapa cara yang unik dan berbeda dari yang akan saya tulis.

Budidaya Bawang Daun

Beberapa varietas yang telah banyak ditanam (kultivar) untuk komoditas bawang daun adalah Rp (lokal pada daerah Cipanas), Fragrant, Miranda, Freda, Lorie, dan Linda.
Pembibitan dapat dilakukan melalui persemaian benih atau perbanyakan anakan.

Persemaian :
  • Pertama olah lahan dan buat bedengan dengan lebar 100-120 cm (panjang bedengan dapat anda sesuaikan dengan kondisi lahan anda). Olahlah tanah hingga kedalaman 30 cm dan diberi pupuk kandang (lebih baik telah diayak) sebanyak 2 kg/m2.
  • Tutupi bedengan dengan atap plastik bening dengan tinggi 100-150 cm di sisi timur dan 60-80 cm di sisi barat.
  • Benih dapat ditaburkan didalam larikan melintang sedalam 1 cm dengan jarak antar larikan 10 cm.
  • Tutupilah dengan daun pisang atau karung goni basah.
  • Apabila benih telah berkecambah, penutup dapat dibuka. Lakukan penyiraman setiap hari.
  • Pada umur 1 bulan, tanaman dapat dipupuk dengan menggunakan pupuk daun sebanyak 1/3 hingga 1/2 dari dosis anjuran dengan cara penyemprotan.
  • Saat berumur 2 bulan atau dengan ketinggian 10-15 cm, bibit dapat dan siap dipindahtanamkan.

Pembibitan dari anakan :
  • Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat.
  • Cabutlah rumpun bersama akarnya, bersihkan tanah yang menempel dan hilangkan akar/ daun tua yang ada.
  • Pisahkan rumpun sehingga didapatkan rumpun baru yang terdiri dari 1 - 3 anakan.
  • Apabila hendak melakukan penyimpanan, simpanlah di tempat lembab dan teduh selama 5-7 hari.

Bagaimana cara melakukan pengolahan lahan?
Pada umumnya pengolahan lahan dilakukan 15 hingga 30 hari sebelum tanam. Pembentukan bedengan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pertama areal dibersihkan dari gulma dan bebatuan yang mengganggu.
  • Pengolahan tanah (pencangkulan) dilakukan hingga tanah menjadi gembur dengan kedalaman 30 - 40 cm.
  • Untuk mengatur drainase, buatlah parit.
  • Bedengan dibuat dengan lebar 80 - 100 cm, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 25-30 cm.
  • Gunakan pupuk kandang dan campurkan dengan tanah. Dosis pupuk kandang yang digunakan yaitu sebanyak 10-15 ton/ha (setara 1 - 1,5 kg/m2). Ratakan permukaan bedengan setelah pemupukan.
  • Apabila tanah bersifat masam (pH < 6.5), pengapuran dapat dilakukan dengan dosis 1 - 2 ton/ha kapur dolomit. Campur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
  • Berikut merupakan rekomendasi dosis pemupukan dalam satuan kg/ha/musim tanam.


  1. Umur pre-plant : Urea (47 kg), ZA (100 kg), SP 36 (311 kg), KCl (56 kg)
  2. 2 MST : Urea (93 kg), ZA (200 kg), SP 36 ( 0 kg), KCl (112 kg)
  3. 5 MST : Urea (47 kg), ZA (100 kg), SP 36 ( 0 kg ), KCl (56 kg)
  4. ket: MST = Minggu setelah Tanam


Penanaman

  • Pada umumnya bawang daun ditanam secara tumpang sari dengan komoditas lain. Didalam budidaya tanaman tumpang sari, bibit ditanam diantara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari bawang daun. Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, sedapat mungkin bawang daun telah dipanen. Tanaman utama yang cocok ditanam bersama bawang daun seperti cabai, wortel, dan beberapa jenis sayuran lainnya.
  • Waktu tanam terbaik adalah awal musim hujan atau awal kemarau.
  • Lubang tanam dibuat pada jarak 20 cm x 20 cm, dan dengan kedalaman 10 cm.
  • Sebelum penanaman, apabila bibit yang digunakan dari persemaian, cabutlah bibit dengan hati-hati, dan dengan memotong sebagian akar dan daun.
  • Bibit dapat direndam didalam larutan fungisida (bagian akar) berkonsentrasi rendah (30 % hingga 50 % dari dosis anjuran) selama 10 - 15 menit.
  • Tanam bibit kedalam lubang tanam dan padatkan tanah disekitar pangkal bibit pelan-pelan. (Sewaktu KKP, petani lokal di kecamatan bumijawa melakukan penanaman miring bibit dilahan, tidak tegak lurus).

Pemeliharaan

  • Penyulaman tanaman mati dilakukan 15 hari setelah tanam. Gulma disiangi dua kali, yaitu umur 3-4 minggu dan 6 minggu dengan cangkul/kored.
  • Pembumbunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen
  • Untuk merangsang pertumbuhan anakan, potonglah tangkai bunga dan daun tua.
  • Lakukan penyiraman 2 kali sehari
  • Tidak boleh becek/terlalu basah
  • Penyemprotan pestisida hanya dilakukan jika dirasa perlu.
  • Panen
  • Umur panen pada umumnya sekitar 2,5 bulan setelah masa tanam.
  • Cirinya ditandai dengan jumlah anakan yang sudah mencapai jumlah maksimal (kira-kira 7 sampai 10 anakan), dan disertai beberapa daun yang menguning.
  • Lakukan pemanenan di pagi atau sore hari, dengan cara membongkar seluruh rumpun anakan (gunakan cangkul atau kored).
  • Setelah itu, akar dibersihkan dari tanah yang menempel.


Pasca Panen

  • Bawang daun yang telah dipanen dikumpulkan di tempat teduh, dicuci bersih dengan air, dan ditiriskan.
  • Pengikatan dengan menggunakan tali rafia bisa dilakukan di bagian batang dan daunnya.
  • Untuk penyortiran, bisa dilakukan berdasarkan diameter batang, seperti kecil (1.0 cm - 1.4 cm) dan besar (1.5 - 2.0 cm).

No comments:

Post a Comment