Friday 26 November 2010

Budidaya Bayam

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita. Nilai komersialnya pun cukup tinggi. Terakhir kali praktikum budidaya tanaman sayuran saat perkuliahan dulu, budidaya tanaman ini diserahkan kepada kelompok tetangga saya, hehe, sayang sekali. Mari kita bahas sedikit mengenai budidaya bayam disini.


Kultivar dan Varietas
Varietas yang sudah banyak ditanam adalah varietas seperti Cummy, Green Lake, Tark, dan Strayful. Varietas ini juga dikenal memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Silakan menggunakan varietas lokal yang dapat ditanam di masing-masing daerah. Contoh varietas lokal yang saya ketahui seperti Kuningan, dan Sukamandi.

Bayam sebetulnya dikategorikan kepada tanaman dataran tinggi, namun bukan berarti bayam tidak dapat ditanam di dataran rendah (kalau tidak bisa ditanam didataran rendah, tentu saja praktikum kami waktu itu tidak akan menggunakan bayam). Sama seperti sayuran lainnya, bayam akan tumbuh dengan baik dilahan yang subur dan gembur. Kemasaman tanah lebih baik dikisarkan pada pH 6.0 - 7.0 agar pertumbuhan tidak terganggu.


Tahap Pra Penanaman dan Penanaman
Pengolahan tanah merupakan hal yang pertama kali perlu dilakukan saat melakukan persiapan lahan dan pembuatan bedengan. Pada dasarnya, pengolahan tanah untuk bayam tidak berbeda jauh dengan tanaman lainnya, terlebih lagi didalam jenis bayam itu sendiri, hanya saja diperlukan penggemburan dan pembajakan/pencangkulan tanah yang lebih dalam untuk bayam tahunan, mengingat akar bayam tersebut akan lebih panjang saat dicabut nanti.

Pemberian pupuk dasar (pupuk yang diaplikasikan sebelum penanaman) dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah. Bedengan dapat anda buat dengan ukuran sekitar 1 m x 5 m. Benih bayam yang sangat kecil rentan jatuh dari bedengan saat dilakukan penyiraman, karenanya, buatlah bedengan agak tinggi. Untuk memudahkan drainase dan penyiraman, buatlah parit disekeliling bedengan.

Saat pengolahan tanah, pupuk dasar yang dapat kita gunakan adalah sebagai berikut :
Urea ; 56 kg/ha/musim tanam
SP 36 ; 250 kg/ha/musim tanam
KCl ; 90 kg/ha/musim tanam


Benih bayam merupakan benih berukuran kecil. Untuk menghindari penumpukan benih saat menanam di lahan, kita dapat menggunakan abu dengan perbandingan 1 (benih) : 10 (abu). Benih bayam dapat ditaburkan pada larikan/garitan tanah yang dibuat disepanjang bedengan, yang memiliki jarak antar baris sekitar 20 cm. Sebagai perbandingan, apabila anda akan menanam dilahan dengan luasan 1 hektar, benih yang dibutuhkan adalah sekitar 5 - 10 kg benih.
Setelah benih ditaburkan, tutupilah dengan lapisan tanah tipis. Lakukan penyiraman setelahnya. Untuk penyiraman selanjutnya dapat dilakukan setiap pagi atau sore hari, kecuali apabila turun hujan.


Pemeliharaan
Aspek terpenting dalam pemeliharaan tanaman bayam meliputi pemberian pupuk susulan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, dan penggemburan lahan.
Untuk penyiangan dan penggemburan, dapat dilakukan pada 2 MST (Minggu Setelah Tanam), dan kemudian dapat diulang setiap dua minggu sekali.
Untuk pemupukan, dapat dilakukan melalui rekomendasi berikut (pada tanah mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang), yaitu pemupukan dilakukan pada 3 MST dengan memberikan urea 56 kg/ha/musim tanam serta KCl 90 kg/ha/musim tanam.


Beberapa penyakit pada bayam :
1. Penyakit Blight (Spinach Blight
Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik cucumber. Gejala ditandai dengan daun yang menyempit, mengecil, menggulung, dan berkerut. Permukaan daun menjadi berwarna kuning dan biasanya menyerang daun muda. Tindakan yang perlu dilakukan agar penyakit tidak menginfeksi tanaman lain adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang penyakit. Untuk mencegah serangan penyakit ini, penyiangan gulma harus dilakukan dengan rutin. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan melakukan penyemprotan untuk mencegah lalat pembawa virus dengan menggunakan Ambus 2 EC atau Lannate 2 EC sebanyak 2 gram per liter.


2. Leaf Spot (Penyakit Noda Daun)
Gejala yang muncul ditandai dengan adanya noda cokelat pada setengah bagian daun, yang meluas dan menghancurkan daun. Agar penyakit ini tidak menyebar, maka tanaman yang terserang harus dimusnahkan. Pencegahan dilakukan dengan menyemprotkan Dithane M-45 dosis 1.5 - 2.0 gram per liter untuk tanaman yang belum diserang.
Gangguan yang terjadi sebetulnya juga dapat disebabkan oleh kekurangan unsur Mn. Apabila hal ini terjadi, penanggulangan dapat dilakukan dengan memberikan multitonik (pupuk yang mengandung Mn) yang dosisnya telah disesuaikan dengan kebutuhan. Pencegahan akibat kekurangan Mn sendiri dapat dilakukan dengan memberikan kapur pada saat pengolahan lahan.


3. Downy Mildew
Ciri dari penyakit ini adalah menguningnya daun bagian atas, daun bagian bawah berwarna hijau keunguan yang pada akhirnya berwarna cokelat. Penyakit ini acap kali muncul saat musim hujan dan dingin. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memetik daun yang diserang. Dapat pula menggunakan Dithane M-45 dosis 1.5-2.0 g/l.

Pemanenan
Bayam Cabut : Lakukan penjarangan sejak 20 HST (Hari Setelah Tanam), yang kemudian diulang pada 25 HST, 30 HST, dan selanjutnya, hingga semua dapat selesai dipanen.


Bayam Tahunan : Lakukan penjarangan pada hari ke-20 sehingga menghasilkan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Panen dapat dilakukan dengan memetik pucuk-pucuk daun atau ujung cabang mulai dari 3 MST. Pemanenan selanjutnya dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila tanaman telah siap.

1 comment: